Bagi masyarakat Bangso Batak dan para anthropolog/etnolog telah banyak mengkaji keberadaan marga-marga keturunan Raja Nai Ambaton yang teguh memegang amanat leluhurnya dalam membangun ikatan persaudaraan pada berbagai wilayah di Indonesia sampai ke luar negeri (desa na ualu). Warga Parna dalam berkomunikasi persaudaraan tidak memandang adanya sekat/batas, wilayah penyebaran sub etnis (puak), agama, sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Kenyataan, sebegitu tahu dirinya bagian dari marga PARNA komunikasi akan terbangun secara spontanitas. Ini sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung cukup lama, bukan satu abad saja. Telah teruji dalam sejarah perjuangan, zaman revolusi, termasuk dalam menegakkan kemerdekaan RI, demikian dituturkan para orang tua-tua pelaku perjuangan dari berbagai wilayah.
Begitu sakral ikatan kekerabatan (pertuturan) PARNA ini bagi individu yang sudah merasakannya. Banyak perantau mendapat pengayoman dari semarganya, ketika dia berada di daerah baru di seluruh wilayah Indonesia ia mendapatkan orang tua, walau orang tua kandungnya jauh nun di tanah Batak sana. Seorang putra Batak keturunan Raja Nai Ambaton diperantauan cukup menyebut tahu lingkup marga-marganya, itu sebagai modal berkomunikasi, bahwa ia anak, bapak dan kakek, atau cucu, termasuk boru (sepengambilan-berkawan).
Penghayatan kepada amanat leluhur Raja Nai Ambaton: si sada anak, si sada boru;, walau ada yang membuat istilah itu;sisada lulu anak, sisada lulu boru;, entah apa bedanya, apa artinya secara hakiki. Hal itu bukan sekedar main main bagi setiap individu keturunan raja Nai Ambaton, baik pada saat acara adat (ulaon) dalam keadaan bahagia, suka cita, (Las ni Roha) maupun pada waktu duka (Lungun ni Roha) tetap mempertahankan tidak boleh saling mengawini sesama marga PARNA. (Na So Jadi marsibuatan anak/boru angka pinompar ni Parna) atau incest atau dilarang saling mengawini putra-putri bagi marga parna). Tanggung jawab keluarga Parna dalam adat istiadat dapat dipikul keluarga marga parna setempat ketika orang tuanya jauh dari perantauan bila melangsungkan pernikahan, misalnya di Papua sekalipun ia berada.
Setelah membaca tulisan dari herdiaman sumbayak. yang berjudul “Inilah ke 64 Marga pada Keluarga Besar PARNA”, di www.marga parna.com, Penulis merasa tertantang juga untuk membuat list marga Parna yang konon ceritanya jumlahnya tidak pasti. Dari sejak kecil Penulis diberitahu oleh orang tua bahwa ada 62 Marga Parna, akan tetapi setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata lebih banyak dari angka tersebut. Menurut Rapat Kerja Nasional Parna Se-Indonesia, ada 64 Marga Parna. Akan tetapi menurut hasil penelusuran Penulis ada 83 Marga Parna dimana tidak semua marga dibawah ini mengakui sebagai bagian dari Parna. Tercatat di Wilayah: Samosir, Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Pakpak/Dairi, Alas, Gayo dan Singkil. Daftar marga ini tersusun menurut alfabetis dan diolah dari berbagai sumber.
- Bancin
- Banuarea/Banurea
- Berampu/Brampu
- Barasa/Brasa
- Baringin/Bringin
- Beruh (Kutacane)
- Biru
- Boangmanalu
- Capah
- Dajawak
- Dalimunthe
- Damunthe
- Dasalak
- Gajah
- Ginting Beras
- Ginting Bukit
- Ginting Capa
- Ginting Garamata
- Ginting Ajar Tambun
- Ginting Baho
- Ginting Guru Patih
- Ginting Jadi Bata
- Ginting Jawak
- Ginting Manik
- Ginting Munthe
- Ginting Pase
- Ginting Sugihen
- Ginting Sinisuka
- Ginting Tumangger
- Garingging
- Haro
- Hubu
- Hobun
- Kombih (Singkil)
- Maharaja
- Manihuruk
- Manik Kacupak
- Munthe
- Nadeak
- Nahampun/Anak Ampun
- Napitu
- Pinayungan/Pinayungen
- Pasi
- Rumahorbo
- Saing
- Sampun
- Saraan
- Saragi
- Saragih Dajawak
- Saragih Damunthe
- Siadari
- Siallagan
- Siambaton
- Sidabalok
- Sidabungke
- Sidabutar
- Sidauruk
- Sigalingging
- Sijabat
- Sikedang (Kutacane)
- Simalango
- Simarmata
- Simbolon Altong Nabegu
- Simbolon Hapotan
- Simbolon Juara Bulan
- Simbolon Pande Sahata
- Simbolon Panihai
- Simbolon Suhut Nihuta
- Simbolon Tuan
- Simbolon Sirimbang
- Sitanggang Bau
- Sitanggang Gusar
- Sitanggang Lipan
- Sitanggang Silo
- Sitanggang Upar Parangin Nawalu
- Sitio
- Sumbayak
- Tamba
- Tendang
- Tinambunan/Tinambunen
- Tumanggor/Tumangger
- Turnip
- Turutan/Turuten.
Untuk marga barasa, mohon di check ulang. Sebab ada teman ku marga barasa, menurut penuturannya, barasa itu gabung ke marga manik a.k.a silauraja a.k.a naimarata
BalasHapus#HORAS_BATAK
#100%_DARAH_BATAK
#SIMBOLON_SIRIMBANG
Barasa itu termasuk parna, dia keturunan dari sigalingging yg yg ada di tanah pakpak, termasuk Banurea, bancin, boangmanalu, manik kecupak, barasa, gajah, tendang, banyak yg tdk tau silsilahnya dan banyak juga yg malu karena latar belakang orangtuanya yg sdh salah. Adapun marga berasa mengaku marga manik, itu benar mereka anak marga manik kecupak, bukan manik toba atau (silau raja) dan dalam silsilah marga manik(toba) tidak ada marga berasa.
Hapus@Sanjay..
HapusIya anda betul sekali
Barasa itu cuman ada di Parlilitan atau berasal di Parlilitan, kalau anda bukan marga Barasa atau bukan dari Parlilitan bagus nggak usah negpost seperti ini
HapusTidak ada 1 pun marga barasa masuk ke manik, ingat itu. Manik ya manik. Tapi kalau Manik kecupak itu baru lah satu marga kami.
HapusBarasa itu memang masuk manik !
BalasHapustapi ada Barasa yang parna ada juga yang gak Parna
Masuk Manik mana? karena manik Juga sangat banyak. apakah Manik dari turunan Silau Raja? (Malau, Manik Raja, Ambarita dan gurning). Apakah manik Manik Raja, atau Manik siketang, manik karo, manik Kacupak" mohon penjelasannya.
HapusBoleh saya ketahui lebih rinci,ada yg Parna dan tidak
HapusBerasa itu anak dari manik kecupak(pakpak) keturunan dari marga sigalingging di tanah pakpak termasuk Banurea, bancin, boangmanalu,manik kecupak, gajah, barasa, tendang, kombih. Dan bisa di cek apakah manik toba, borbor, naimarata marga barasa dalam silsilah mereka. Banyak yg sdh salah......supaya tdk berlanjut kesalahan ini mari kita lebih peduli,,,,horas Parna
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapussetuju
HapusKalau begitu Marga Barasa itu masuk mana? dan bagaimana fakta sejarahnya.
HapusBarasa tu pomparan Ompu bada namanya, yg tergolong didalam pomparan tu ada 6 marga. Tolong di ingat ini dan di beritahukan kpada kturunan .nya klak. Manik kcupak, gajah, baringin, tendang, banuarea, barasa. Sorang marsi buatan na onom marga on. Karna 6 marga ini 1 darah. SayA syaul barasa. Horas
HapusMohon ditinjau ulang, marga capah itu bukanlah marga di parna,,,,
BalasHapusHoras
Berasa itu anak dari manik kecupak(pakpak) keturunan dari marga sigalingging di tanah pakpak termasuk Banurea, bancin, boangmanalu,manik kecupak, gajah, barasa, tendang, kombih. Dan bisa di cek apakah manik toba, borbor, naimarata marga barasa dalam silsilah mereka. Banyak yg sdh salah......supaya tdk berlanjut kesalahan ini mari kita lebih peduli,,,,horas Parna
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKalau ada kekeliruan dalam memuat tuturan Parna tsb bisa saja karena memang tidak tau tentang sejarah Sigalingging dgn Barasa tadi bukan dengan Kesengajaan sehingga sangat tidak bijak jika dikatakan "seenaknya menyebar kesalahan" terlalu kasar menurut saya bahasa itu, hanya perlu diluruskan kok.
BalasHapusDimana letak kasarnya coba?
BalasHapus......
BalasHapusManik kecupak itu masuk batak marga apa????
BalasHapusTetap Manik, tapi haruslah dia mengakui dirinya itu adalah Manik kcupak. Dari suku pakpak Dairi.
HapusOia mohon maaf barasa kalau di karo apa ya?
BalasHapusKalau di karo barasa itu adalah Barasa juga.
HapusPacar saya berasa, tp sekarang seluruh keluarga besar saya melarang hubungan kami, karena berasa itu ternyata Parna, tp saya heran kok bisa y mereka mengakui marga mereka itu bukan Parna tp naimarata, sementara naimarata pun tak mengakui mereka, mohon pencerahannya , terimakasih
BalasHapusKeluarga anda tidak paham sejarah 🤣
HapusBarasa itu ya parna
BalasHapusSedikit membantu meluruskan sejarah...Turunan mpung bada ada 6 di tambah 2 borunya... Tendang Banurea manik beringin gajah barasa..dan borunya Bancin BoangManalu...yg paling Di segani dan paling sakti itu marga barasa... Waktu marga galingging datang ingin membuka perkampungan daerah pakkat...mereka mendapat perlawanan dari penghuni setempat...namun berkat petunjuk dari orang yg dituakan dari mereka mereka pun datang kedaerah parlilitan tanah ulayat pinempar mpung bada untuk meminta bantuan oppung kami si Raja Godang ( barasa sundut pertama) ahirnya peperangan pun di menangkan di siambaton parmonangan pakkat..dan mereka bersumpah ( marpadan) sisada anak sisada boru makanya sampai sekarang antara marga barasa dgn galingging tdk boleh saling mengawini..dan itu tdk terjadi hingga sekarang namun dgn boru parna yg lain marhula hula boru...mauliate
BalasHapusDan memang ada keturunan barasa yaitu dari oppung Sileang raja namun tdk semua lari dulu kedaerah pakkat manduamas dari bona pasogit karna perseteruan marhahamaranggi..inilah yg mengaku barasa galingging...pada umumnya mereka tinggal di daerah tapanuli tengah daerah manduamas barus pakkat...
BalasHapusItulah sedikit klarifikasi dari kami..kpda saudaraku marga galingging mohonlah di ingat sejarah padan nenek moyang kita dulu..
BalasHapusBrarti hanya marga barasa dgn Sigalingging yg tidak boleh marsiambilan...
BalasHapusInti nya barasa marpadan dgn Sigalingging saja
Sama hal nya dgn marga Tamba marpadan dengan marga Manurung
Ni brarti kejadian nya
BalasHapusAku Tinambunan. Mmkku br barasa. Dan barasa itu bukan parna.
Yang membuat dokumen ini orang tolol, saya marga berasa sangat tidak setuju
HapusAku agus , tapi aku gk barasa aku saragih
BalasHapusGa nanya
HapusBerarti kita gk maritok, berati bisa lah kita kawin wkwkwkwk
HapusRia kristiani barasa
Kalau pun bisa..
BalasHapusGak mau aku samamuu..
Berarti klo gk mau kau, berarti bisa di pastikan barasa itu parna
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTolong dong infonya, Marga Biru dari daerah mana ?
BalasHapus